RI Dukung Peran APEC Perkuat Sistem Perdagangan Multilateral
Indonesia menegaskan dukungan terhadap peran Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral yang terbuka, adil, dan inklusif yang berfokus pada reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Penegasan tersebut disampaikan Menteri Perdagangan RI Budi Santoso dalam Sesi II Pertemuan Menteri Perdagangan APEC (APEC MRT) bertema “Konektivitas melalui Sistem Perdagangan Multilateral” di Jeju, Korea Selatan pada Kamis, (15/5/2025).
Baca Juga: Siap Tambah Produksi, Emiten Kemasan Salim Group (IPOL) Komisioning Mesin Hybrid BOPP/BOPE
“Kami mendukung peran APEC dalam memperkuat sistem perdagangan multilateral dengan fokus pada reformasi WTO, termasuk pemulihan mekanisme penyelesaian sengketa dua tingkat dan pengangkatan kembali anggota Badan Banding untuk memastikan sistem yang adil dan dapat diandalkan,” kata Mendag Busan, dikutip dari siaran pers Kemendag, Rabu (21/5).
Mendag Busan menyampaikan keprihatinannya atas peningkatan praktik tarif resiprokal yang merugikan perekonomian Indonesia. Menurutnya, praktik tersebut mengganggu perdagangan di Indonesia yang menekankan pada akses pasar global yang adil.
“Praktik tersebut mengganggu mata pencaharian masyarakat serta menurunkan daya saing pelaku usaha yang bergantung pada akses pasar global yang adil, transparan, dan dapat diprediksi,” kata Mendag Busan.
Namun, Mendag Busan menegaskan, Pemerintah Indonesia tidak menempuh retaliasi dalam menghadapi tantangan perdagangan global. Pemerintah Indonesia memilih untuk mengedepankan diplomasi dan fokus mencapai solusi yang saling menguntungkan.
“Kami percaya pendekatan pembalasan hanya akan memperburuk ketidakpastian dan ketidakstabilan ekonomi global. Indonesia akan terus mengedepankan diplomasi dan keterlibatan konstruktif untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan,” lanjut Mendag Busan.
Mendag Busan juga menggarisbawahi pentingnya kemajuan kolektif dalam menyelesaikan isu-isu substansial WTO. antara lain, subsidi pertanian dan perikanan. Menurutnya proses negosiasi harus dilakukan dengan prinsip transparansi dan inklusivitas, serta sesuai dengan mandat yang disepakati pada Konferensi Tingkat Menteri ke-11 (MC11) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, terutama SDG 14.6.
Halaman BerikutnyaHalaman:
- 1
- 2
(责任编辑:时尚)
- ·Catat, Begini Cara Hitung Upah Lembur saat Libur Idul Fitri, Kemnaker: Ada Dua Metode
- ·Banyak yang Ludes Terjual, Ini Cara Pre
- ·这个专业到底有没有前途?为什么需要出国留学?
- ·RI Dukung Peran APEC Perkuat Sistem Perdagangan Multilateral
- ·Golden Week, Thailand Bidik Cuan Rp14 T dari Turis Jepang dan China
- ·Harta Johnny Plate Cs Disita Kejagung, Dari Properti Hingga Mobil Mewah Serta Moge
- ·Komdigi Blokir Situs PeduliLindungi.id yang Disusupi Konten Judi
- ·Berkas Perkara P21, Bos KSP Indosurya Segera Disidang
- ·Turun 27 Kg, Ini Rahasia Diet Kelly Clarkson
- ·帕森斯、罗德岛、圣马丁官方夏校,上梦校稳拿学分,让你不虚此行
- ·Tingkatkan Kesadaran Neurofibromatosis Tipe 1, AstraZeneca Gelar Edukasi dan Akses Terapi
- ·Terungkap, Pelaku Penembakan Kantor MUI Rencanakan Aksinya Sejak 2018
- ·Dapat Izin Investor, Emiten KFC Indonesia (FAST) Siap Private Placement 533,33 Juta Saham
- ·Alumni Unpad Dukung Ganjar Tuai Polemik, Inisiator Angkat Bicara
- ·Sandiaga Uno Ungkap Akan Umumkan Kepindahannya ke PPP Pada Waktu yang Tepat
- ·Bukan Jaringan Teroris, Polisi Pastikan Tak Ada Dalang di Belakang Mustopa NR
- ·Bagi Dividen 52% dari Laba, Emiten Tambang Bauksit CITA Kucurkan Rp1,29 Triliun ke Investor
- ·INTIP: Makanan
- ·Buset!! KPK Temukan Uang Rp1 M di Rumah Saiful Ilah
- ·9 Makanan agar Anak Tumbuh Tinggi dan Cerdas, Ada yang Murah Meriah