RI Dukung Penguatan Fungsi WTO, Khususnya Melalui Reformasi
Menteri Perdagangan RI Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala di Jeju, Korea Selatan pada Kamis (15/5/225).
Dalam pertemuan yang berlangsung g di sela Pertemuan Para Menteri Perdagangan APEC (APEC MRT) pada 15-16 Mei 2025 itu, Mendag Busan menegaskan dukungan Indonesia kepada WTO untuk meredakan ketegangan perdagangan dan mencegah tindakan sepihak yang dapat merusak sistem perdagangan multilateral.
Baca Juga: Siap Tambah Produksi, Emiten Kemasan Salim Group (IPOL) Komisioning Mesin Hybrid BOPP/BOPE
Dirinya juga menyampaikan kekhawatiran Indonesia terhadap peningkatan tren proteksionisme yang terjadi saat ini.
“Pada pertemuan bilateral dengan Dirjen WTO, Indonesia menegaskan kembali dukungannya kepada WTO sebagai sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, untuk menjaga kredibilitasnya dan meningkatkan perannya dalam mengatasi masalah perdagangan, meredakan ketegangan perdagangan, dan mencegah tindakan sepihak yang dapat merusak sistem perdagangan multilateral,” kata Mendag Busan pascapertemuan, dikutip dari siaran pers Kemendag, Rabu (21/5).
Menurut Mendag Busan, WTO merupakan satu-satunya sistem perdagangan multilateral yang transparan, inklusif, dan berbasis aturan. Perdagangan multilateral ini ditegakkan WTO berdasarkan prinsip-prinsip fundamental, termasuk prediktabilitas, transparansi, nondiskriminasi, dan komitmen terhadap persaingan yang adil.
Maka, sudah menjadi prioritas Indonesia untuk mendukung penguatan fungsi WTO, khususnya melalui reformasi WTO dengan mempertimbangkan aspek pembangunan serta prinsip special and differential treatment (S&DT).
“Kami percaya bahwa reformasi WTO akan memperkuat relevansi dan efektivitas WTO dalam mengatasi tantangan global saat ini dan masa mendatang,” kata Mendag Busan.
Di sisi lain, Dirjen Ngozi menyampaikan apresiasi atas tindakan yang diambil oleh ASEAN Member States (AMS) dalam merespons dinamika kondisi perdagangan global saat ini. Dirjen Ngozi menegaskan pentingnya mengedepankan mekanisme dialog sebagai pendekatan utama dalam penyelesaian permasalahan, bukan melalui tindakan retaliasi.
Halaman BerikutnyaHalaman:
- 1
- 2
(责任编辑:休闲)
- ·Tingkatkan Kesadaran Neurofibromatosis Tipe 1, AstraZeneca Gelar Edukasi dan Akses Terapi
- ·Kota di Sisilia Larang Jual Suvenir Berbau Mafia
- ·Metro Style Cilandak Manjakan Pelanggan dengan Tren Fashion Terkini
- ·Apa yang Terjadi Jika Minum Air Kelapa Setiap Hari?
- ·国外游戏设计专业top院校推荐!
- ·Muntahan Paus Dihargai Miliaran, 'Harta Karun' Industri Parfum
- ·Bareskrim Bakal Panggil Rocky Gerung Terkait Kasus Penyebaran Hoax
- ·Sri Mulyani PD Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,8% di 2026
- ·Ada yang Berubah dari Gejala DBD Saat Ini, Apa Sebabnya?
- ·Sri Mulyani Bawa Kabar Baik: APBN April Cetak Surplus Lagi!
- ·Sah! PPP Resmi Usung Ganjar Pranowo Sebagai Bacapres Di Pemilu 2024
- ·Alhamdulillah, Pak Anies Baswedan Sampaikan Kabar Gembira
- ·Apa Itu Rabu Wekasan? Ini Makna, Sejarah, dan Tradisinya
- ·Terulang Lagi, Bandit Curi Spion Mobil Fortuner Saat Kondisi Macet Di Grogol
- ·Rekomendasi 50 Kampus Swasta Terbaik di Indonesia, Rank Terbaru Tahun 2023
- ·Bareskrim Bakal Panggil Rocky Gerung Terkait Kasus Penyebaran Hoax
- ·Periksa Saksi
- ·Rocky Gerung Bakal Kena Gusur, Ngabalin, Dosen UI hingga Guru Besar UGM Senang
- ·Terus Tuai Kritik, Begini Respons Kader Gerindra Terkait Andre Rosiade Gerebek PSK
- ·Alasan KPK Tangkap Paksa SYL: Ada Komunikasi Tak Akan..