Pembangunan Raja Ampat ke Depan Berpedoman pada Keberlanjutan
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bergerak menangani isu tambang nikel yang diduga merusak keindahan alam Raja Ampat di Papua Barat dengan sejumlah langkah strategis.
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menekankan pentingnya keseimbangan antara ekonomi dan ekologi dalam pembangunan, khususnya pariwisata.
Baca Juga: Kemen Ekraf Dorong Pelaku Ekonomi Kreatif Manfaatkan Peluang Ekonomi Digital
“Kita ingin pembangunan apapun, termasuk kepariwisataan, harus menjaga keseimbangan antara ekologi, teritori sosial, dan skala ekonomi,” ujar Menpar, dikutip dari siaran pers Kemenpar, Selasa (10/6).
Untuk menjaga kelestarian kawasan Raja Ampat, Kementerian Pariwisata telah melakukan sejumlah langkah konkret diantaranya;
1. Kunjungan dan Dialog DPR Bersama Masyarakat
Kementerian Pariwisata bersama Anggota DPR-RI melakukan kunjungan langsung ke Raja Ampat, Papua Barat, pada 28 Mei hingga 1 Juni 2025. Kunjungan ini dilakukan guna menyerap aspirasi masyarakat, terutama masyarakat adat.
Dalam kunjungan tersebut, masyarakat menyampaikan penolakan terhadap rencana pemberian izin pertambangan baru. Mereka menegaskan bahwa ekosistem dan identitas Raja Ampat yang harus dijaga sebagai kawasan wisata, bukan wilayah industri ekstraktif.
Sebagai hasil dari kunjungan tersebut, Komisi VII DPR berkomitmen membawa aspirasi mengenai pencemaran lingkungan akibat tambang nikel ke DPR RI. Selain itu, Komisi VII DPR juga meminta evaluasi izin tambang oleh pemerintah pusat sebagai upaya menjaga kelestarian ekosistem Raja Ampat.
2. Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya
Menteri Pariwisata Widiyanti telah menerima kunjungan Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, pada Rabu (4/6/2025). Dalam pertemuan tersebut, baik Kementerian Pariwisata dan Gubernur Papua Barat Daya berkomitmen untuk menjaga ekologi Raja Ampat.
Pemerintah daerah menegaskan agar kawasan Raja Ampat tetap diarahkan sebagai kawasan konservasi laut, geopark UNESCO, dan destinasi unggulan pariwisata Indonesia, tanpa dikompromikan dengan aktivitas pertambangan.
Halaman BerikutnyaHalaman:
- 1
- 2
(责任编辑:娱乐)
- Tamzil, Residivis Koruptor Kambuhan Diperpanjang Masa Penahanannya
- Amnesty International: Pemulangan Mary Jane Jadi Momen Penghapusan Hukuman Mati di Indonesia
- 20 RT di Jakarta Timur Terendam Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung
- Wanita Paruh Baya Diduga Dibunuh di Tanjung Priok, Polisi Sudah Tangkap Pelakunya
- 13 Wilayah Indonesia yang Berpotensi Diguyur Hujan Deras Hari Ini, 21 Agustus 2024
- Rabu Siang, 36 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir
- Meski Jadi Tersangka, Hasto Tetap Fokus Kerja di PDIP, Said Abdullah: Kader Harus Taat Hukum!
- Dishub DKI Minta Warga Balik ke Jakarta Jangan Turun Sembarangan dari Bus, Nanti Susah Sendiri
- Setelah Gabung KIM Plus, PKS DKI Ungkap Dapat Bully dari Masyarakat
- Prabowo: APBN 2025 Prioritaskan Pendidikan dan Kesehatan
- 7 Jenis Teh Ini Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan
- Ini 4 Cara Mencegah Ular Kobra Masuk ke Rumah
- Investor Kaget, Bursa Asia Tertekan Pengumuman Terbaru Soal Tarif Trump
- Prabowo Tegur Keras Gus Miftah Usai Olok
- Sambut Muktamar ke
- Kata Nissan Soal Wacana Penutupan Sejumlah Pabriknya, Begini
- Peningkatan Jumlah Penumpang Mudik Mulai Terlihat di Terminal Kalideres
- FOTO: Bayi Beruang Kutub Menggemaskan Debut di Aquarium Sao Paulo
- KPK Dorong 5 Ribu Caleg Segera Laporkan LHKPN
- Pemprov DKI Sediakan 22.403 Kursi untuk Mudik Gratis 2025, Pendaftaran Dibuka Besok