Soetrisno: Dana Tidak Terkait Dengan Bisnis Alkes

Mantan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir mengatakan dana yang masuk ke Soetrisno Bachir Foundation tidak berkaitan dengan bisnis alat kesehatan PT Medidua.
"Saya baru tanya tadi, ini kan 10 tahun lalu, jadi saya harus tanya-tanya lagi. Itu pinjam-meminjam 750 juta dan sudah dikembalikan. Jadi tidak ada hubungannya dengan bisnis PT Medidua itu dengan alkes," kata Soetrisno ditemui usai menghadiri buka puasa bersama Ketua MPR RI di Jakarta pada Jumat (2/6/2017).
Menurut dia, dana tersebut adalah uang pinjam meminjam antara Rizaganti Syahrun yang juga suami dari Ketua Soetrisno Bachir Foundation (SBF) dengan Direktur Utama PT Mitra Medidua, Andi Krisnamurti.
Soetrisno mengklarifikasi bahwa SBF bukanlah suatu yayasan, melainkan wadah yang dipakai oleh dia untuk menyalurkan bantuan sosial.
Soetrisno membantah dana tersebut merupakan imbalan atas lelang proyek pengadaan alkes.
"Jadi yang katanya dengan PT Medidua yang aliran dana itu, bukan hasil bisnis alkes dan sebagainya. Itu pinjam meminjam antara suaminya ibu Nuki (Rizaganti) dengan Andi," jelas Soetrisno.
Sebelumnya, menurut Jaksa Penuntut Umum KPK Iskandar Marwanto, PT Mitra Medidua pada 2 Mei 2006 mengirimkan uang sebesar Rp741,5 juta dan pada 13 November 2006 mengirimkan sebesar Rp50 juta ke rekening milik Yurida Adlanini yang merupakan sekretaris pada SBF.
Terhadap dana itu, Nuki Syahrun selaku ketua Yayasan SBF memerintahkan Yurida untuk memindahbukukan sebagian dana kepada rekening pengurus PAN, Nuki Syahrun dan Tia Nastiti (anak Siti Fadilah). Pengiriman dana dari PT Mitra Medidua kepada Yayasan SBF tersebut kemudian sebagian ditransfer ke rekening pengurus DPP PAN, demikian Jaksa.
Sementara itu, pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengaku bahwa Soetrisno Bachir selalu membantu pendanaan operasionalnya, termasuk pada periode 2006-2007.
Amien menyampaikan hal tersebut pasca tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) KPK terhadap mantan Menkes Siti Fadilah Supari yang menyatakan bahwa Amien Rais juga ikut menerima dana pembayaran pengadaan alat kesehatan (alkes) guna mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB) 2005 sebesar Rp600 juta melalui transfer yang dilakukan pada 26 Desember 2006 - 2 November 2007.
Dana itu berasal dari Nuki Syahrun yang juga ipar dari Sutrisno Bachir yang saat itu menjabat sebagai ketua PAN (2005-2010).
Selain itu, suami Nuki, Rizaganti Syahrun, merupakan teman dari Direktur Utama PT Mitra Medidua Andi Krisnamurti yang menjadi supplier alat kesehatan bagi PT Indofarma Tbk selaku pemenang pengadaan alkes untuk buffer stock di Kemenkes. (Ant)
相关文章
Pesta Crazy Rich, Istri Mukesh Ambani Pakai Kalung Zamrud Rp950 Miliar
Jakarta, CNN Indonesia-- Pesta prewedding anak orang terkaya di India bukan cuma menghebohkan dunia2025-05-30Danantara dan INA Gandeng Eramet, Indonesia Siap Jadi Hub Baterai EV Global
Warta Ekonomi, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Indonesia (INA), Danantara Indonesia, dan perusah2025-05-30Buka Banyak Loker Insiyur Software, Ada yang Meragukan Fitur Full Self
Warta Ekonomi, Jakarta - Tesla disebut mempekerjakan banyak operator jarak jauh yang akan memantau r2025-05-30Sambut BLK 2025, OJK Sumut Gelar Edukasi Keuangan untuk Penyandang Disabilitas
Warta Ekonomi, Medan - Kepala OJK Provinsi Sumatera Utara Khoirul Muttaqien menyampaikan, Literasi d2025-05-30- 纽约电影学院简称NYFA)是一所专注于电影、表演、动画和游戏设计等领域的私立艺术学院。学校总部位于美国纽约市,同时在洛杉矶、迈阿密、巴黎、悉尼、北京、上海等地设有分校。纽约电影学院相当于国内什么大学呢2025-05-30
Viral Gejala Ensefalitis Dikira Gangguan Mental, Ini Kata Dokter
Jakarta, CNN Indonesia-- Baru-baru ini viral gejala ensefalitis atau radang otak yang sempat dikira2025-05-30
最新评论