Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa program Koperasi Merah Putih tidak akan mengancam eksistensi warung-warung kecil yang selama ini menopang perekonomian masyarakat di berbagai daerah. Ia menekankan pentingnya sinergi antara koperasi, pelaku usaha mikro, dan warga dalam menjalankan program tersebut.
"Semuanya nanti kerjasama sinergi. Nggak usah khawatir, jangan gini lho," ujar Budi Arie saat ditemui di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (25/5/2025).
Baca Juga: Soal Gaji Pengurus Kopdes Merah Putih, Ini Kata Budi Arie
Lebih lanjut, Budi Arie menyerukan agar masyarakat tidak terjebak dalam persepsi negatif terhadap inisiatif pemerintah. Ia menyoroti tiga faktor utama yang menurutnya sering menjadi penghambat penerimaan publik terhadap program pemerintah.
"Pokoknya kok program kok desa kelurahan Merah Putih ini jangan dihantui oleh tiga hal tadi saya bilang. Ketakutan, kecurigaan, keraguan-keraguan. Ya? Terima kasih, Pak," ucapnya.
Baca Juga: Menkop Optimis Pembentukan 80 Ribu Kopdes Merah Putih Dapat Tercapai Sebelum 12 Juli 2025
Ia juga menegaskan bahwa prinsip inklusivitas dan pemberdayaan lokal akan menjadi landasan utama pelaksanaan program. Pemerintah, kata dia, berkomitmen untuk memastikan bahwa pelaku usaha kecil tidak hanya dilibatkan, tetapi menjadi bagian integral dari transformasi ekonomi berbasis komunitas.
Program Koperasi Merah Putih dirancang untuk memperkuat ekonomi lokal melalui koperasi berbasis kelurahan dan desa. Namun, sejumlah detail teknis seperti sistem rekrutmen, tahapan pelaksanaan, dan skema pengupahan masih menunggu kejelasan lebih lanjut dari pemerintah.
Sebelumnya, saat ditanya mengenai isu gaji pengurus koperasi yang disebut-sebut mencapai Rp5–8 juta per bulan, Budi Arie menjawab singkat, “Belum, belum,” tutupnya.